Izinkan Aku Menikahimu
* Menyelamatkan Perasaan
* Menyelamatkan Harga Diri
* Menyelamatkan Kehormatan
* Menyelamatkan Pikiran
* Memperjelas Nasab
وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا
لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي
ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS ar-Ruum [30]: 21)
Tujuan Pernikahan Menurut Islam
# Memenuhi naluri untuk melanjutkan/melestarikan keturunan
# Meningkatkan ibadah kepada Allah Swt.
# Menegakkan rumah tangga yang islami
# Menyelamatkan akhlak
# Mendapatkan keturunan yang shalih/shalihah
Bilakah Aku Jatuh Cinta
Rabbi...
Aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh hati
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau
Rabbi...
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu
yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh
Rabbi...
Izinkan bila suatu saat aku jatuh hati
Pilihkan untukku seorang yang hatinya
penuh dengan kasih dan cinta-Mu
Dan membuatku makin menganggumi-Mu
Rabbi...
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami,
Jodohkanlah kami,
Satukanlah kami,
Berilah kami kesempatan untuk lebih
mendekati cinta-Mu,
Dalam suasana yang sakinah, mawaddah dan rahmah
Rabbi...
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu
Izinkanlah aku untuk menemui kerinduan-Mu
Dari
Seorang Teman yang Tak Kutahu Namanya
Sebelum “Nekat” Menikah, bekali diri dengan…
> Jangan abaikan soal biaya
> Poles mental supaya mantap
> Tidak buta tentang ilmu seputar pernikahan
> Komunikasikan dengan keluarga dan pihak terkait
Cinta dan Mencintai
Cinta berpijak pada perasaan sekaligus akal sehat
Cinta membutuhkan proses
Cinta itu konstruktif
Cinta cenderung konstan
Cinta tidak bertumpu pada daya tarik fisik
Cinta berani melakukan hal menyakitkan (demi yang dicintai)
Cinta tidak menguasai dan mengalah, tapi berbagi
Cinta memperhatikan kelanjutan hubungan
Cinta tidak buta, tapi menerima
Cinta tidak melenyapkan semua masalah
Membangun Keluarga “Samara”: Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah
# Saling percaya
# Saling peduli
# Saling menguatkan
# Saling mendukung
# Perhatian
# Menjalin komunikasi yang baik dan sehat
# Semua dilandasai dengan keimanan kepada Allah Swt.
لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِينُ
أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ الآَخِرَةِ
Hendaklah seseorang di antara kalian mengambil hati yang bersyukur, lisan yang penuh dzikir, dan isteri yang beriman yang menolong orang itu menggapai akhirat (HR. Ibnu Majah, no. 1846)
أَلاَ أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظَرَ
إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ
Maukah engkau aku beri tahu sesuatu yang (paling berguna) ditimbun oleh seseorang, wanita shalihah apabila ia (suami) memandangnya ia (isteri) menjadikannya senang, apabila memerintahkannya ia pun mentaatinya, dan apabila ia tidak ada maka ia (isteri) menjaganya (HR. Abu Daud, no. 1417)
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ فَالْإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ وَالرَّجُلُ
رَاعٍ عَلَى أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا
وَهِيَ مَسْئُولَةٌ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ أَلاَ
فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ
Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban. Imam adalah pemimpin, dia dimintai pertanggungjawaban. Suami adalah pemimpin bagi keluarganya, ia dimintai pertanggungjawaban. Isteri adalah pemimpin di rumah suaminya, ia dimintai pertanggungjawaban. Hamba sahaya adalah pemimpin atas harta tuannya, ia dimintai pertanggungjawaban. Jadi, setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian dimintai pertanggungjawaban (HR. Bukhari, no. 4789)
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ َلأَََََحَدٍ لأَِمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ
لِزَوْجِهَا
Andai aku dibolehkan menyuruh seseorang sujud pada orang lain niscaya akan aku perintahkan wanita sujud kepada suaminya (HR. Tirmidzi, no. 1079)
أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ
Perempuan manapun yang meninggal dalam keadaan suaminya ridlo kepadanya niscaya ia akan masuk sorga (HR. Tirmidzi, no. 1071)
Peran dari Orangtua dan Keluarga Besar :
> Memberikan arahan dan bimbingan
> Mendukung jika itu adalah kebenaran
> Peduli tapi tidak mencampuri urusan
> Perhatian tapi tidak mengatur terlalu jauh
> Menyayangi, tetapi tidak memaksakan kehendak
> Mendoakan dan membantu sekuat kemampuan. Baik solusi berupa ide maupun materi
Sekadar nasihat sederhana...…
"Dahulu Anda adalah manusia bebas yang boleh pergi sesuka Anda. Tetapi sejak pagi ini, bila Anda belum juga pulang setelah larut malam, di rumah Anda ada seorang wanita yang tak bisa tidur karena mencemaskan Anda.
Kini, bila berhari-hari Anda tidak pulang tanpa berita, di kamar Anda ada seorang perempuan lembut yang akan membasahi bantalnya dengan linangan air mata. Dahulu, bila Anda mendapat mushibah, Anda hanya akan mendapat ucapan, "Turut berduka cita" dari sahabat-sahabat Anda.
Tetapi kini, seorang isteri akan bersedia mengorbankan apa saja agar Anda meraih kembali kebahagiaan Anda. Anda sekarang mempunyai kekasih yang diciptakan Allah untuk berbagi suka dan duka dengan Anda"
“Melangkah sejengkal ke telaga kesabaran. UKHTI, MAAF ATAS SALAH. Sejenakku butuhkan rehat. Bersama merapuhkan kita. Untukmu, Ukhti Shalehah: kukirimkan do’a dalam sunyi”
Kututup kembali rapat-rapat diary malam ini. Serapat hatiku melupakan kenangan itu. Serapat jauh ku tepis harapan itu. Serapat kuat ku alihkan semua nya. Hingga kau benar-benar pergi membawa seribu kepedihan yang menyisa. Untukmu, yang biasa kupanggil dengan sebutan ukhti shalehah…
Tak mampuku tuk menyelami suara sepi itu. Sepatah keteguhanmu kini hanya menjadi penghias memori lamaku. Masih adakah kau ingat itu dari kejauhan sayup diseberang disana?? Aku merindukan semuanya. Dan disini masih kunantikan engkau kembali katakan, “mari kita rajut tali temali itu..”
Keraguan melangkahkan kaki ini, membuatku semakin bimbang. Mendekatimu, semakin membuat engkau berlari menjauh. Dan, terdiam dalam seribu tanya, semakin memperkuat erat genggaman didalam angan membiruku. Ya, karena aku tak mampu menyelami suara sepi itu, hingga aku katakan padamu.. “biarlah kulepaskan semua……..”
Ukhti shalehah.. hingga hari ini, aku masih menanti jawabmu. Sungguh, bukan kebencian yang hadir saat ini. Rajutan itu kini sudah semakin melonggar dari setiap benangnya. aku ingin menatapmu, dan mendengarkan semuanya. Semuanya………. Hingga benar-benar aku memiliki alasan ‘tuk melepaskanmu.
Mungkin, tak guna juga kusesali semuanya. Ketidakmampuan menjadi teladan bagi sahabat-sahabatku, dan kesibukan akan dunia untuk keberhasilanku, kesemuanya seakan-akan menjelma menjadi hukuman akan perubahan yang terjadi. Hingga tanpa kusadari.
Ya Allah, jika masih belum terlambat bagiku untuk menengadahkan dikedua tangan ini dihadapanMu. Masihkah ada waktu ‘tuk Kau beri kesempatan bagi kami merubah kembali semua ini???
Karena Engkaulah yang Maha membolak balik hati setiap hambanya. Aku meminta dalam lirih do’a kesunyian, “Aku begitu mencintai saudariku. Seandainya Kau perkenankan mengembalikan hangatnya ukhuwah yang telah kami bingkai dulu, akan ku ubah semua salah dan khilafku. Aku akan menjaga kenikmatan dalam perjalanan hidup ini dengan penuh makna dari mengingatMu, hingga saudaraku pun juga semakin yakin dalam hatinya bahwa aku dari kejauhan ini juga selalu akan menguatkan langkah-langkahnya didalam butiran do’a ini.
Aku ingin menggenggam erat semuanya. Hingga perubahan-perubahan ukiran pahatan itu kini tak mengalami perubahan sedikitpun. Bahkan, andaikan waktu dapat ku hentikan. Akan kutahan sejenak jarum jam itu, agar dapat ku memohon padanya ‘tuk menyampaikan sebuah janji itu sekali lagi. Agar semakin jelas kulihat bahasamu dari kesungguhan itu. Dan agar semakin kuat keistiqomahan itu turut memperkuat hatiku. Dalam menapaki kehidupan yang hanya sekali ini…………….
Teruntuk padamu ukhti sholehah, aku masih menanti jawabmu. Perjalanan ini semakin memberikan arti akan peran seluruhnya. Belajar dari setiap kejadian. Agar disuatu hari, kau dapat merenungkan semua perubahan ini. Menjadikan suara hati yang kutuliskan hari ini untukmu, menjadi sebuah pertimbangan jika kau memutuskan untuk melangkah kebelakang.
10.18
|
Label:
Izinkan Aku Menikahimu
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- "Air Mata Dalam Sujud"
- “Akan Sampai Waktunya”
- "Diri ini adalah kendaraan kita sendiri...."
- "Generasi Ghuroba..."
- ~~* Untukmu Wanita Shalehah *~~
- ADAB-ADAB MELAMAR PINANGAN
- Airmata dalam Doaku
- Akhi wa Ukhti fillah...
- Aku Dimata Orangtuamu
- AKU JATUH CINTA♥Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ
- Al Habib Ali bin Muhammad bin Husin Al Habsyi
- Allah yang Maha Pemurah...
- ANGGOTA SUJUD
- Antara Aku dan ” aku “
- atau Mutiara..?
- Ayah aku ingin meraih Syurga
- Bahasa Akal Bahasa Hati
- Balasan
- Balasan Surga Bagi Para Wanita
- Berbahagialah
- Bercanda Yang Syar’i
- Bunga
- Calon istri seperti apa yang kamu cari akhi...??
- CINTA DAN DO'A
- ciri-ciri lelaki sholeh
- Ciri-Ciri wanita ahli surga
- ciri-ciri wanita shalehah
- Dakwah Adalah Cinta
- Dari seorang Al-faqir
- DO’A
- Duhai Muslimah...
- Duhai Ukhti
- Engkau Memang Cantik...
- English version
- GAK AKAN KEMANA
- Haruskah Kau Buka Auratmu....?
- Hizb An Nashr
- Hubungan Muda-Mudi
- Hukum Cadar
- Hukum Menikah Sirri
- I'm a Muslim and I'm Proud
- Ibu
- Ikhlas
- Indahnya Cinta Karena Allah
- Izinkan Aku mencintai Mu Semampu ku
- Izinkan Aku Menikahimu
- Izinkan Aku Untuk Melamarmu
- Jalan Ibadah Amat Luas Untukmu
- Jalan Menuju Kecantikan
- JAUHILAH TABARRUJ…
- Jauhkan Rindu
- JILBAB DAN KHIMAR
- just.. renungan
- KALAU SUDAH JODOH
- Karena Cinta Aku Murtad
- Kejahatan Diantara Muslimin
- ketika cinta ternoda
- Keutamaan Majelis Dzikir
- KHALWAT
- Khitbah
- Kisah
- Kisah inspiratif
- Kisah Mahar Paling Mulia
- Kisah Sedih
- Kisahku
- Kitab Irsyad al-’Ibad
- Kumpulan Shalawat
- Kunci Ketenangan Batin
- LARANGAN KHALWAT
- Makna Perkataan Al-Hamwu
- MATA HATI YANG BUTA
- Mencoba memahami bukan memaksakan..
- Mengharap Ridho Allah swt
- Mewaspadai bahayanya berkhalwat
- Mukhtasor Al-Fatawa Al-Mishriyah
- Muslimah
- Novel
- Orang Yang Pemaaf
- Permata Terindah Di Dunia
- Pinta ku padamu
- Qiyamul lail
- RAHASIA SEDEKAH
- Rattib Al-Attas
- Renungan
- Renungan kehidupan
- Rindu dekap Lara
- Salahkah aku
- Saudariku… Sampai Kapan Kau Terlena?
- Saya Bosan Hidup
- Sebab Mekarmu Hanya Sekali
- Sebuah Renungan Hati Untuk Ukhti Muslimah
- Seorang Muslim Yang Baik
- Sifat-Sifat Bidadari Surga
- Siwak Membawa Keridhoan Allah swt
- Ta'aruf dulu baru Menikah
- TAFAKUR
- Tangisan seorang lelaki
- Tangisanmu mempunyai Arti
- Tangismu
- Tawasul
- Tentang Hati
- Tentang Pernikahan
- Tentang Shalawat
- Tentang Syababul Huda
- TERBUKA DAN TERTUTUPNYA PINTU SURGA
- Tujuh Kelompok Yang Dinaungi Allah swt
- Tunjukkan Padaku Kalau Kau Mencintaiku...
- Ucapan Subhanallahi Wabihamdih
- Ukhti
- Ukhti Hatimu Dijendela Dunia..
- UMAT SAYIDINA MUHAMMAD SAW
- UMAT YANG BERCAHAYA DI HARI KIAMAT
- Untuk Mu Saudariku
- Untukmu Ummi
- Ustadz
- Wahai Hamba Allah
- wanita shalehah
- wasiat Rasulullah saw di waktu terakhirnya
- Ya Allah Tolonglah Kami
- Ya Allah.. Aku tak Ingin Sendiri
- Ya Allah.. Ya Rasulullah..
- YA UKHTI…
- Yang Paling Dicintai Rasulullah saw
- Yang Terlupa Dari Keikhlasan
- Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ♥YA ALLAH
1 komentar:
Izin share ya
Posting Komentar
Tinggalkan komentar anda di sini "but no SPAM,sara,or porno list because I will erase it"