Salahkah aku jika ingin mempersunting dia menjadi istriku
Namanya Asfi khairunisa putri dari sahabat guruku. Bukan perkara yang mudah saat menerima tawaran guruku untuk menikah dengannya tujuh belas hari yang lalu. Aku selalu berdalih jika penghasilanku sebagai karyawan pada sebuah perusahaan swasta di kota Bandung masih belum seberapa. Aku takut tidak bisa melaksanakan tanggung jawabku sebagai suami dengan baik. Bagaimana aku bisa memberi makan keluargaku jika penghasilanku hanya cukup untuk memenuhi kebutuhanku saja? Belum lagi untuk biaya rumah, listrik, air, gas, dll. Namun dengan penuh kasih sayang, ibu meyakinkan aku,
”Bukan kamu yang akan memenuhi kebutuhan keluargamu nanti,. Tapi Allah. Allah-lah yang menjamin rezeki setiap makhluk-Nya.” kata guruku. Beliau juga menyitir surat An-Nuur ayat 32 untuk meyakinkan aku,
”Kalau Allah yang berjanji akan mencukupkan hamba-Nya yang menikah, apa kamu masih ragu,.?” yakin guruku dengan mantap. ”guru juga tidak sembarangan memilihkan calon buat kamu, Asfi itu calon mutakhorijat lho.” tambah guru. Aku terdiam merenungi setiap kata yang diucapkan guruku. Tak ada yang salah, hanya aku yang masih ragu. Ragu pada kemampuanku sendiri. Mampukah aku menjadi suami yang baik untuk seorang mutakhorijat yang tentunya paham betul hak dan kewajiban seorang istri, yang siap menjadi istri yang shalehah bagi siapapun suaminya. ”Apa aku mampu menjadi suami yang shaleh buat dia?” renungku. Aku menghela nafas panjang. Aku harus berfikir positif. Bukankah aku juga pernah belajar kitab Uqudulujjain? Akhirnya dengan meyakini bahwa semua pasti akan mendapat pertolongan dari Allah, aku mengiyakan tawaran manusia terbaik yang pernah kutemui ini. Inilah saatnya aku membahagiakan beliau. Dengan mengucap bismillah, aku bersedia menikah dengan Asfi. Setelah mendengar kesediaanku, guru berpesan agar meluruskan niatku hanya karena Allah,
”Semua amal yang baik itu harus diniatkan karena Allah, biar mendapat barokah. Apalagi ini pernikahan, satu gerbang menuju hidup yang sebenarnya. Satu dari sunnah Rasul untuk menyempurnakan separuh agamamu. Kalau bisa, menikahlah hanya sekali. Hormatilah istrimu karena dialah yang akan mengantarkanmu untuk lebih dekat kepada Allah. Jadikan dia sebagai satu-satunya tempat untuk menyandarkan hatimu.” tutur guru dengan lemah lembut. Sambil menunduk aku mengangguk. Aku membenarkan semua kata guruku. dan Aku bisa merasakan betapa besar kasih sayang orangtuaku yang juga ingin melihat aku menikah, dan begitu sayangnya oragtuaku bahkan hingga usiaku tidak lagi dikatakan sebagai anak-anak maupun remaja. Begitu besar jasanya dalam seluruh lini hidupku dari waktu ke waktu, yang tak mungkin kubalas dengan nyawaku sekalipun. Perlahan kutatap matanya, namun tak bisa bertahan lama. Aku kembali tertunduk. Hatiku basah, aku tak ingin beliau melihatnya di mataku.
Tak lama setelah mengetahui kesanggupanku, guru menemui Ustadz sahlan, ayahanda Asfi yang juga sahabat guru saat mondok di pesantren daruul hadits, 30 tahun silam, untuk menyampaikan maksudnya melamar putrinya untuk aku. Ustadz, demikian aku memanggil beliau, senang sekali mendengarnya. Namun beliau tidak bisa memberi jawaban. Beliau harus menanyakan pada Asfi dahulu apakah sudah siap menikah dan bersedia menikah denganku. Setelah tiga hari berselang, Asfi menyatakan kesediaannya untuk menikah denganku melalui ayahandanya. guruku dan Keluargaku menyambut gembira berita tersebut. Segera setelah itu kami sekeluarga bersilaturahmi ke rumah Ustadz sahlan untuk mengkhitbah Asfi untukku. Karena sudah ada kesepakatan sebelumnya, pada acara khitbah langsung dibicarakan mengenai prosesi akad, walimah, besarnya mahar, dll. Asfi meminta maharnya berupa seperangkat alat shalat dan sebuah mushaf al-Qur’an. Sebuah permintaan yang sangat tepat menurutku. Seperangkat alat shalat adalah simbol ketaatan pada Sang Khaliq, sedang Al-Qur’an adalah simbol petunjuk. Keduanya saling berkaitan, ketaatan akan sia-sia tanpa petunjuk, demikian pula sebaliknya. Namun dia meminta agar akadnya dilaksanakan satu bulan kemudian setelah dia diwisuda menjadi mutakhorijat pada Pondok Pesantren Wali Songo tempat dia nyantri. Kami juga sepakat jika walimahnya diadakan sederhana saja dengan cuma mengundang kerabat dekat. Dengan demikian tidak perlu mencetak undangan, tapi undangan disampaikan secara lisan saja sekaligus bersilaturahmi, dari situ kami berharap agar pernikahan jadi lebih berkah. Ternyata deg-degan juga menanti hari bahagia itu datang.
Afwan.. itu hanya cerita fiktif dan hanya karangan semata...!! :):):)
11.51
|
Label:
Salahkah aku
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- "Air Mata Dalam Sujud"
- “Akan Sampai Waktunya”
- "Diri ini adalah kendaraan kita sendiri...."
- "Generasi Ghuroba..."
- ~~* Untukmu Wanita Shalehah *~~
- ADAB-ADAB MELAMAR PINANGAN
- Airmata dalam Doaku
- Akhi wa Ukhti fillah...
- Aku Dimata Orangtuamu
- AKU JATUH CINTA♥Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ
- Al Habib Ali bin Muhammad bin Husin Al Habsyi
- Allah yang Maha Pemurah...
- ANGGOTA SUJUD
- Antara Aku dan ” aku “
- atau Mutiara..?
- Ayah aku ingin meraih Syurga
- Bahasa Akal Bahasa Hati
- Balasan
- Balasan Surga Bagi Para Wanita
- Berbahagialah
- Bercanda Yang Syar’i
- Bunga
- Calon istri seperti apa yang kamu cari akhi...??
- CINTA DAN DO'A
- ciri-ciri lelaki sholeh
- Ciri-Ciri wanita ahli surga
- ciri-ciri wanita shalehah
- Dakwah Adalah Cinta
- Dari seorang Al-faqir
- DO’A
- Duhai Muslimah...
- Duhai Ukhti
- Engkau Memang Cantik...
- English version
- GAK AKAN KEMANA
- Haruskah Kau Buka Auratmu....?
- Hizb An Nashr
- Hubungan Muda-Mudi
- Hukum Cadar
- Hukum Menikah Sirri
- I'm a Muslim and I'm Proud
- Ibu
- Ikhlas
- Indahnya Cinta Karena Allah
- Izinkan Aku mencintai Mu Semampu ku
- Izinkan Aku Menikahimu
- Izinkan Aku Untuk Melamarmu
- Jalan Ibadah Amat Luas Untukmu
- Jalan Menuju Kecantikan
- JAUHILAH TABARRUJ…
- Jauhkan Rindu
- JILBAB DAN KHIMAR
- just.. renungan
- KALAU SUDAH JODOH
- Karena Cinta Aku Murtad
- Kejahatan Diantara Muslimin
- ketika cinta ternoda
- Keutamaan Majelis Dzikir
- KHALWAT
- Khitbah
- Kisah
- Kisah inspiratif
- Kisah Mahar Paling Mulia
- Kisah Sedih
- Kisahku
- Kitab Irsyad al-’Ibad
- Kumpulan Shalawat
- Kunci Ketenangan Batin
- LARANGAN KHALWAT
- Makna Perkataan Al-Hamwu
- MATA HATI YANG BUTA
- Mencoba memahami bukan memaksakan..
- Mengharap Ridho Allah swt
- Mewaspadai bahayanya berkhalwat
- Mukhtasor Al-Fatawa Al-Mishriyah
- Muslimah
- Novel
- Orang Yang Pemaaf
- Permata Terindah Di Dunia
- Pinta ku padamu
- Qiyamul lail
- RAHASIA SEDEKAH
- Rattib Al-Attas
- Renungan
- Renungan kehidupan
- Rindu dekap Lara
- Salahkah aku
- Saudariku… Sampai Kapan Kau Terlena?
- Saya Bosan Hidup
- Sebab Mekarmu Hanya Sekali
- Sebuah Renungan Hati Untuk Ukhti Muslimah
- Seorang Muslim Yang Baik
- Sifat-Sifat Bidadari Surga
- Siwak Membawa Keridhoan Allah swt
- Ta'aruf dulu baru Menikah
- TAFAKUR
- Tangisan seorang lelaki
- Tangisanmu mempunyai Arti
- Tangismu
- Tawasul
- Tentang Hati
- Tentang Pernikahan
- Tentang Shalawat
- Tentang Syababul Huda
- TERBUKA DAN TERTUTUPNYA PINTU SURGA
- Tujuh Kelompok Yang Dinaungi Allah swt
- Tunjukkan Padaku Kalau Kau Mencintaiku...
- Ucapan Subhanallahi Wabihamdih
- Ukhti
- Ukhti Hatimu Dijendela Dunia..
- UMAT SAYIDINA MUHAMMAD SAW
- UMAT YANG BERCAHAYA DI HARI KIAMAT
- Untuk Mu Saudariku
- Untukmu Ummi
- Ustadz
- Wahai Hamba Allah
- wanita shalehah
- wasiat Rasulullah saw di waktu terakhirnya
- Ya Allah Tolonglah Kami
- Ya Allah.. Aku tak Ingin Sendiri
- Ya Allah.. Ya Rasulullah..
- YA UKHTI…
- Yang Paling Dicintai Rasulullah saw
- Yang Terlupa Dari Keikhlasan
- Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ♥YA ALLAH
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar anda di sini "but no SPAM,sara,or porno list because I will erase it"