cara pria memandang pernikahan



PRIA dan wanita punya pandangan berbeda  terhadap pernikahan, secara verbal juga emosional. Kedua pihak  sepatutnya bisa saling mengeluarkan “suara hati” untuk menjembatani  perbedaan.

Rata-rata, wanita menggunakan 7.000 kata  per hari dan lima nada saat bicara. Sedangkan rata-rata pria hanya  menggunakan 2.000 kata dan tiga nada saat bicara. “Kemampuan bicara pria  lebih buruk, relatif berbicara,” ujar psikiater asal Rhode Island Scott  Haltzman MD.


Pria juga cenderung kurang cakap  mengelola emosi. Berbicara tentang perasaan, misalnya, hal tersebut bisa  membuat tingkat stres pria meninggi. Tak jarang pria membutuhkan  bantuan untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan. Bahkan, mereka tak  bisa mengandalkan intuisi dalam beberapa hal.


Kadang-kadang perkawinan berjalan  sempurna, tapi sebagian besar justru tidak demikian. Pria yang menjaga  ikatan pernikahan, mereka telah belajar teknik menjaga hubungan.  Haltzman mencatat, “kebanyakan pria telah belajar teknik-teknik tersebut  sendiri, tapi melakukannya dengan cara yang jelas.”


Haltzman berpendapat bahwa pernikahan  adalah juga masalah kesehatan sebagai sebuah kualitas hidup. Faktanya,  pria menikah bisa menghasilkan lebih banyak uang, memiliki lebih banyak  ketenangan pikiran, serta memiliki hubungan seks lebih banyak dan lebih  baik. Pernikahan juga mengurangi risiko kesehatan pria, sementara  perceraian justru meningkatkan risiko kematian pria sebesar 200 persen.


Haltzman meneliti berbagai cara untuk  membantu memahami pola hubungan suami istri. Dia telah mendirikan sebuah  komunitas internet untuk pria menikah bisa berbagi pengalaman dan  kebijaksanaan tentang pernikahan. Berikut beberapa hasil yang  didapatkan, seperti dikutip Times of India, Rabu (30/12/2009).


1. Sekali memutuskan untuk menikah, pria  lebih memegang komitmen terhadap hubungan ketimbang wanita.


2. Pria memandang hubungan dengan cara  berbeda dari wanita, tetapi yang paling sering dibahas adalah cara  memperbaiki hubungan yang justru diarahkan dengan gaya wanita.


3. Pria merasakan semangat luar biasa  terhadap istri mereka, tetapi tidak mengakui hal itu saat sedang sendiri  di tengah keramaian.


4. Kebanyakan kasus perselingkuhan tidak  terjadi secara kebetulan. Ketidaksetiaan terjadi pada hampir 40 persen  pernikahan. Pada usia 45 tahun, dua dari lima pria dan satu dari lima  wanita terlibat dalam perselingkuhan, setidaknya satu kali.


5. Sebanyak 80 persen pasangan selingkuh  bukan karena alasan seksual. Kebanyakan membutuhkan rasa dihargai,  kehangatan, pengertian, dan cinta.


6. Secara umum, seks luar nikah tidak  sebaik seks dalam ikatan pernikahan. Rata-rata, pasangan menikah  memiliki lebih banyak hubungan seks daripada kelompok lain. Intinya  adalah perselingkuhan dapat dicegah, semua tergantung pilihan Anda  masing-masing.

7. Inilah nasihat paling bijak untuk  para jomblo: “Pernikahan memperbaiki ketika pasangan belajar untuk  mengubah ego pribadinya dan mendengarkan keinginan dan kebutuhan  pasangan.

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda di sini "but no SPAM,sara,or porno list because I will erase it"